Selalu menarik kalau memikirkan tentang keinginan punya rumah.
Hampir 2 tahun sejak kepulangan dari Surabaya, kami menumpang di rumah orang tua. Suka duka selalu ada karena namanya juga 2 keluarga jadi 1.Dan rumah orang tua bukan hanya sekedar rumah, tapi juga tempat kerja…bisa kebayang serunya kan?
Lalu entah sejak kapan, kalau pas semangat tinggi…aku sama hubby mulai iseng cari rumah. Apalagi kalau tekanan meningkat…tapi biasanya selalu menthok di DP….kapan terkumpul buat DP?Dan semua acara mencari rumah jadi cuma “sekedar liat rumah”
1 bulan yang lalu…entah kali keberapa, kami masuk lagi ke perumahan yang kami idam-idamkan. 2 rumah ditanya…harga rata-rata 650-700 juta…duit dari mana? Rumah ketiga, cuma diintip saja….Rumah berikutnya? Ajaib….rumah itu dijual harga murah. Harga ngga lazim banget di perumahan itu…Langsung di telpon, dan sang ibu pemilik rumah langsung datang kasi liat…Siang itu, hubby langsung bilang “ saya mau rumah ini.”
Dan perjalanan berbelit dimulai..kami punya waktu 2 minggu untuk selesaikan proses KPR dari sejak tanda jadi diberikan ke penjual. Acara tiap hari adalah mencari info dari bank ke bank, cari bunga yang paling rendah, cari persayaratan yang bisa dipenuhi, tanya-tanya notaris dan mengumpulkan uang secepat kilat. 1 Minggu pertama, stress berat….kesulitan di SIUP dll, kerjaan hubby baru 1.5 th dan belum punya SIUP dkk, SIUP ortu yang diandalkan dah mati….lalu kondisi keuangan yang ngga menunjang versi bank pilihan kami, menyebabkan orang tua harus ikut sebagai pemohon. Padahal, kalau orang tua sebagai pemohon maka KPR hanya bisa 10 th…berat banget bayar cicilannya. Belum lagi ada istilah take over yang harus diberesin karena status rumah itu sendiri masih di tanggungkan di bank lain. Hari terakhir minggu pertama, kami menyerah. Sudahlah, bukan jodoh…tapi gantian pemilik rumah yang ngotot. Seolah-olah, kalau rumah itu ngga kita yang beli mereka ngga rela banget gitu.Lalu gantian mereka yang cari-cari bantuan dan sampailah kami ke bank pemerintah.
Masalah yang berikutnya…IMB yang tidak sesuai dengan bangunan. Pengembang tidak membuat IMB sesuai dengan yang tercatat, pusing dech....Lalu uang kami kurang….karenanilai rumah yang dikeluarkan bank tidak sesuai harapan permohonan kpr kami. Waktu masalah kekurangan uang ini, kami sdh tambah hopeless. Ditambah dengan perkiraan biaya-biaya pajak, notaris, biaya bank dll bikin lemes….Herannya, meskipun kebingungan…kami masih aja membiarkan semua proses berjalan.Mungkin karena kami punya 2 mama yang hebat, 1 sahabat baik dan banyak sekali doa baik supaya bisa punya rumah sendiri. Hari ini semua berjalan lancar…sehari sebelum imlek 2562, kami punya rumah.
Hubby juga terkagum-kagum….dia selalu berdoa supaya punya rumah yang cicilannya bisa dia bayar, rumah yang cukup buat berteduh dan pulang. Dan sekarang itu tercapai...
Aku menangis tadi di bank…ibu pemilik rumah bilang “mbak, rumah ini kan ngantong, kata orang cina kalau rumah ngantong itu rejeki. Anak saya beli rumah ini trus diangkat jadi pns, semoga rumah ini juga bisa member rejeki baik buat keluarga Mbak..” langsung kupeluk dia, mungkin kalau aku bilang terima kasih..ngga ada habisnya.Aku bersyukur banget karena sampe yang punya rumah pun kasi doa yang baik buat kami, betapa sayangnya Tuhan sama kami…
Banyak orang tua bekerja keras supaya bisa mencukupi anak-anaknya. Siapa tau sampai kapan pun masih berkecukupan. Banyak orang, memiliki rumah karena warisan, karena kaya dan sebagainya. Dan setiap rumah pasti punya arti sendiri bagi penghuninya. Rumah ini, mungkin adalah symbol dari diriku dan hubby….bahwa kami punya keluarga yang baik, punya orang tua yang selalu support, bahwa kami punya sahabat istimewa yang selalu ada dan bahwa semoa doa yang baik itu selalu diberi jalan Tuhan pada waktunya.
Mulai malam ini, kalau berdoa…ketambahan 1 ucapan syukur krn kami punya rumah…dan 1 permohonan tambahan, “tolong berilah kami pekerjaan sehingga bisa membayar cicilan rumahnya dengan baik”… Hahaha …
Kata orang tua, punya rumah itu rejeki….rumah itu jodoh, kalau memang jodoh dia pasti ngejar. Believe or not? I do…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar